Jumat, 17 Februari 2012

Telunjuk kaki

Kali kedua buat blog setelah blog pertama hilang ditelan ketidakinginan menulis. Setelah membaca blog-blog yang baik dalam artian "bermanfaat bagi orang banyak" aku termotivasi lagi. Thanks ya buat kamu dan beliau ^^

Ada kalimat yang teringat dari sebuah film : "sepatu yang bagus akan membawamu ke tempat yang bagus". Sepulang dari kampus aku pergi ke Kings menemani teman untuk belanja dan akhirnya aku pun juga belanja. Sudah menjadi pelajaran buatku untuk belanja yang merupakan kebutuhan bukan sekedar keinginan demi manajemen uang yang baik jadi tadi aku membeli sepatu untuk seminar UP (usulan penelitian) ku karena sepatuku hanya ada wedges dan semi sandal sepatu yang tidak cocok untuk dipakai di acara formal seperti UP.
Dari sini aku mendapatkan pelajaran lagi mulai pukul 15.00 :)

Entah ada atau tidak orang yang sama denganku, sedikit aneh aku memiliki jari telunjuk kaki yang lebih panjang dari ibu jari dan telapak kaki yang kurus memanjang. Ini yang membuatku kalau mencari sepatu membutuhkan waktu berjam-jam. Pernah suatu kali perlu 4 jam untuk mendapatkan sebuah wedges! 
telunjuknya lebih panjang dari ibu jari
Kembali. Jadi ada sebuah sepatu yang ujungnya lancip, hitam mengkilap dengan tumit sedikit tinggi dan manik-manik bertumpuk di depannya. Dari sekian banyak sepatu, sepatu inilah yang menarik perhatianku dan akhirnya kucoba. Ternyata ukuran 37, uh sakitnya telunjuk kakiku. Setelah mendapatkan no 38 ternyata masih saja telunjukku bermasalah. Akhirnya no 39 dibawakan. Kebesaran. -___-" Setelah disumpel dengan 2 busa di  tiap sepatu, sepatu itu akhirnya menempel dengan tetap tidak sempurna di kakiku!

Setelah coba sana sini dan membuat berantakan sepatu-sepatu, waktu sudah pukul 18:00 akhirnya aku memilih sepatu hitam pita kupu manik putih no37. Aku heran kenapa no 37 kok bisa muat. Sedikit kecewa karena pilihan pertama sepatu manis tidak cocok untuk kakiku. 

Apa pelajarannya?
Sepatu pertama memang bagus dan mungkin bisa membawaku ke tempat yang bagus, tapi kakiku pasti akan menderita karena memang sepatu itu tidak tepat untukku. Demikian juga "seseorang" atau "sesuatu" (entah itu panggilan hidup atau lainnya), yang mungkin terlihat menarik dan bernilai tinggi dan kita menginginkan itu tetapi kalau tidak tepat untuk kita, sia-sia saja bahkan bisa membuat kita menderita seperti cerita telunjuk kakiku tadi.

Memang diperlukan hikmat dan kebijaksanaan untuk mengekang keinginan 
Tuhan memberkati :).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar