Minggu, 11 Maret 2012

Hedonisme dan konsumtif

Hari sabtu kemarin PMKJ mengadakan PB (Persekutuan Besar) dengan tema Kebutuhan VS Keinginan. Ini diangkat untuk melaksanakan salah satu tusar proker PMKJ semester ini yaitu hidup sederhana. 

Menarik sekali kotbah yang dibawakan Ci Lily. Beliau bercerita dari sebuah notes di fb, begini: seorang bapak dengan pekerjaan sebagai sopir punya 2 orang anak. Si sulung minta dibelikan motor untuk kelancaran kuliahnya, si bapak menyanggupi karena dipikir memang kebutuhan, si bapak bekerja keras untuk anaknya. Anak yang kedua baru beli handphone (hp) kemudian minta beli hp yang baru lagi. Benar-benar kasihan sekali si bapak. Bisa kita lihat hidup hedonisme (hidup yang hanya memikirkan kesenangan sesaat dan cenderung hura-hura) dan konsumtif tidak cuma terjadi di kalangan orang kaya tetapi juga sampai ke kalangan menengah ke bawah. 

Saat ini saya sebagai mahasiswa melihat kondisi konsumtif di atas terjadi juga di kalangan mahasiswa yang pada umumnya masih mendapatkan uang dari kiriman orang tua. Banyak mahasiswa yang memiliki hp lebih dari 1, yah  mungkin juga dikarenakan 1 untuk telpon 1 lagi untuk sms dan lainnya. Tapi sesibuk apa kah kegiatan mahasiswa sampai tidak cukup dengan 1 hp saja? Kemudian, perilaku konsumtif dapat dilihat dari kecenderungan gonta-ganti hp dan gadget lain sesuai perkembangan. Contoh-contoh nyata dapat kita lihat di sekitar kita atau mungkin bisa jadi kita sendiri. Tidak salah jika itu memang kebutuhanmu, tetapi yang menjadi pertanyaan apakah itu benar kebutuhan atau keinginan/selera semata? 

Hedonisme sudah menjalar seperti semak yang memerangkap di keseharian hidup kita. Liburan belum liburan kalau tidak ke Bali, Singapur, dll bagi kebanyakan orang.Sebentar-sebentar di facebook ada foto si anu baru dari sini si ina baru dari sana. Belum lagi foto bersama makanan-makanan yang mahal.  Apa yang tampak sepertinya sudah menjadi tolak ukur martabat seseorang. Salah sekali! 

Martabat kita Tuhan yang nilai! 
Kita semua berharga dan hidup berfoya-foya bukan tolak ukur martabat kita! Tuhan yang empunya langit bumi itu Tuhan itulah yang mencintai kita. 

Masih adakah orang yang hidup sederhana?
Beberapa tips untuk hidup sederhana dari Ci Lily:
1.Belajar mencukupkan diri, bersyukurlah dalam segala keadaan baik kekurangan atau kelimpahan seperti yang dilakukan Paulus
2. Uji dahulu dengan waktu apakah barang itu memang dibutuhkan atau tidak
3. Jangan berbelanja dengan perut kosong 
4. Perhatikan efek terhadap orang lain jika membeli suatu barang, terutama orang tua jangan sampai mereka tersiksa karena ulah kita
5. Susun prioritas keuangan, sisihkan dahulu untuk hal yang rutin
6. Hati-hati dengan utang (credit card dsb)
7. Biasakan menabung
8. Biasakan memberi
9. Penguasaan diri


Hidup sederhana adalah hidup yang bernilai tinggi di mana kita belajar menghargai dan mensyukuri anugerah Tuhan dan mengasah kita mengasihi orang lain dengan memberi. 

Bangsa kita butuh orang yang hidup sederhana untuk setidaknya tidak menambah jumlah koruptor di negeri ini. 

Tuhan berkati. 


lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah (Markus 4:19)

Jumat, 02 Maret 2012

Pak Jokowi, Pak Dahlan dan Bu Sri

Beliau yang mencintai produk dalam negeri
Beliau yang menguntai benang kusut
Beliau yang lebih dihargai di negeri asing

Keteladanan
Krisis kepemimpinan